MTs. Dakwah Islamiyah Putri adalah lembaga pendidikan dibawah Yayasan Nurul Hakim Lombok. Kurikulum yang diterapkan di madrasah adalah Integrasi antara kurikulum pemerintah Indonesia dengan kurikulum Pondok Pesantren Nurul Hakim.
Metode Pendidikan yang diterapkan diantaranya adalah:
1. Keteladanan
Keteladanan dalam pendidikan adalah metode yang menekankan pentingnya guru atau pendidik menjadi contoh yang baik bagi santri. Metode ini berfokus pada pengajaran melalui tindakan atau perilaku yang dapat dicontohkan langsung oleh guru. Dalam konteks ini, guru tidak hanya mengajar melalui kata-kata atau teori, tetapi juga dengan cara hidup yang mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan.
Keteladanan dalam proses pendidikan sangatlah penting agar santri yang lebih muda menirukan hal-hal positif yang mereka temukan dari para asatiz dan kakak kelas mereka . Dengan adanya keteladanan, suatu perbuatan baik akan dapat dengan mudah disebarluaskan dan hal ini akan menjadi sumber pendidikan bagi segenap santri.
2. Pengarahan
Pengarahan adalah metode pendidikan yang melibatkan proses memberikan bimbingan atau arahan yang jelas kepada santri mengenai tujuan, langkah-langkah yang harus diambil, dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Pengarahan berfokus pada memberikan pedoman, motivasi, dan dukungan yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengarahan adalah pemberian petunjuk atau pedoman untuk pelaksanaan suatu kegiatan. Dalam sehari tidak kurang dari tiga kali santri dikumpulkan untuk mendapatkan pengarahan dan nasehat-nasehat dalam menjalankan aktifitas. Pengarahan memberi pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka dan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu mata pelajaran atau aktivitas. Ini memberi mereka fokus dan motivasi untuk belajar dengan lebih terarah
3. Pembiasaan
Pembiasaan adalah metode pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan kebiasaan atau perilaku positif melalui pengulangan yang dilakukan secara konsisten. Metode ini sangat penting dalam membantu siswa mengembangkan sikap, nilai, dan kebiasaan yang akan mereka bawa sepanjang hidup. Pembiasaan berfokus pada pembentukan karakter, kedisiplinan, dan pembentukan pola pikir serta perilaku yang baik secara berkelanjutan. Pembiasaan maksudnya adalah membiasakan anak untuk melakukan hal-hal tertentu sehingga menjadi kebiasaan yang mendarah daging, yang untuk melakukannya tidak perlu pengarahan lagi.
Contohnya yang paling menonjol tentang kebiasaan dalam sistem pendidikan Islam adalah ibadah-ibadah ritual seperti halnya shalat. Dengan pembiasaan, shalat menjadi kebiasaan manusia yang bila dilaksanakan seseorang akan merasakan tidak senang. Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.
4. Penugasan
Penugasan adalah salah satu metode yang umum digunakan dalam proses pembelajaran. Metode ini melibatkan pemberian tugas atau pekerjaan kepada siswa untuk dikerjakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penugasan bertujuan untuk memperdalam pemahaman terhadap materi pelajaran, meningkatkan keterampilan mereka, serta mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab.
Penugasan memberikan kesempatan kepada santri untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk yang lebih praktis. Ini membantu mereka mengingat dan memahami konsep-konsep yang telah diajarkan dengan lebih baik, karena mereka harus benar-benar memahami materi untuk dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
Penugasan diberikan sesuai dengan tingkatan dan kemampuan santri. Dengan penugasan santri juga bisa belajar bertanggungjawab, semangat untuk berinovasi, belajar bekerjasama, dan melatih kepercayaan diri dalam menjalankan tugas yang diberikan. Dengan penugasan yang efektif, santri tidak hanya belajar untuk menguasai materi pelajaran tetapi juga untuk berpikir kritis, mengelola waktu, dan bekerja sama dengan orang lain. Penugasan yang bervariasi, terstruktur dengan baik, dan relevan dengan kebutuhan siswa akan sangat mendukung proses pembelajaran yang efektif dan menyeluruh.
5. Pembentukan lingkungan belajar
Lingkungan sangat menentukan keberhasilan, karena itu semaksimal mungkin lingkungan madrasah maupun asrama dibentuk agar santri senantiasa berada dalam situasi belajar. Segala aktifitas yang dilakukan adalah bagian dari proses belajar.
Pembentukan lingkungan belajar yang kondusif sangat penting untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Lingkungan yang baik melibatkan aspek fisik, sosial, dan psikologis yang bekerja bersama untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, mendukung, dan produktif bagi warga madrasah. Lingkungan belajar yang baik dapat meningkatkan konsentrasi, motivasi, dan keterlibatan santri dalam proses belajar, serta membantu mereka mencapai potensi terbaik.
Seluruh pihak perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan memotivasi santri untuk berkembang secara maksimal. Lingkungan belajar yang kondusif tidak hanya mendukung prestasi akademik, tetapi juga perkembangan karakter dan keterampilan sosial yang sangat penting dalam kehidupan mereka.